Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik faktor alam, non alam maupun manusia, sehingga menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harga benda dan dampak psikologis.
Melalui “Kemah Bakti Pemuda”, Suku Dinas Pendidikan dan Olahraga Jakarta Barat berkolaborasi dengan KPA Palabaja menghadirkan 70 Pemuda untuk mengikuti kegiatan tersebut sekaligus menjadi wadah untuk berlatih bersama. Kemah Bakti Pemuda berlangsung selama tiga hari dua malam di Megamendung Resort, Puncak, Bogor, Jawa Barat (05-07/03/2020). Selama kegiatan berlangsung, sebanyak 8 materi yang diberikan oleh Pemateri atau Instruktur yang ahli dibidangnya yakni: Penanganan Kebakaran, Diskusi Lingkungan, Teknik Penanganan Gigitan Ular, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, Water Rescue, Talkshow Kerelawanan, Survival, serta Dapur Umum dan Posko Kebencanaan.
Saat bencana tiba, Manajemen Dapur Umum menjadi salah satu komponen penting dari Posko Bencana. Dapur Umum adalah Dapur Lapangan yang diselenggarakan untuk menyediakan atau menyiapkan makanan dan dapat distribusikan/dibagikan pada korban Bencana Alam dalam waktu yang cepat dan tepat. Tujuan adanya Dapur Umum yaitu untuk mempertahankan kelangsungan hidup dengan memastikan ketersediaan pangan bagi korban bencana, memberikan bantuan pertama berupa makan bagi korban bencana. Pak Idris dan Pak Joko, selaku perwakilan dari TAGANA Jakarta Barat menyampaikan materi tersebut sekaligus mempraktikan mulai dari pembagian tim, perencanaan, hingga teknik memasak.
Dapur Umum (DU) diselenggarakan apabila tidak memungkinkan untuk memberikan bantuan bahan mentah, adapun DU bisa saja diselenggarakan selama 7 hari atau apabila korban belum mampu menjalankan fungsi sosialnya makan dapat diperpanjang. Saat terjadi bencana dengan korban terdampak berjumlah besar, para relawan seringkali dituntut untuk melakukan secara baik, higenis, dan didukung oleh perencanaan sanitasi yang baik. Untuk mendapatkan hasil maksimal, maka dibutuhkan pengorganisasian Dapur Umum seperti:
Koordinator DU
- Mengatur dan pembagian tugas anggota, mengawasi, menyelenggarakan dan bertanggung jawab tas kelancaran pelaksanaan DU
- Membentuk tim yang solid
Juru Masak
- Merencanakan menu
- Merencanakan jumlah kebutuhan
- Merencanakan ketepatan waktu
Juru saji/Distribusi
- Merencanakan untuk penyajian yang tepat waktu
- Melaksanakan distribusi sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dengan tepat dan cepat
Perlengkapan
- Menyiapkan peralatan DU
- Merencanakan letak lokasi (aman, dekat air, transport mudah dll)
- Membuat daftar inventaris peralatan
Terputusnya akses jalan dan menggangu kegiatan jual beli masyarakat, membuat korban terdampak seringkali sulit mendapatkan bahan-bahan makanan. Maka dari itu, juru masak dituntut untuk dapat memilih menu makanan yang sehat dan kaya akan gizi seperti mampu menerapkan makanan 4 sehat yang meliput karbohidrat seperti nasi atau jagung, lauk pauk (daging, ikan, tempe, atau telur), sayur, dan buah-buahan. Hindari makanan yang menyulitkan dan tidak semua korban dapat memakannya.
Biasanya, dalam menyiapkan menu makan pagi dipilih teknik pengolahannya yang praktis untuk mempercepat pendistribusian. Dalam membungkus makanan pun diusahakan dalam keadaan sudah dingin/tidak ketika masih panas karena uap dari makanan panas tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Pemilihan menu makan yang bervariasi pun harus diperhatikan agar korban terdampak tidak merasa bosan.
Selanjutnya, mari simak penjabaran jenis peralatan Dapur Umum. Pertama, jenis Dapur Umum Trailer/Mobil. Transportasi ini bukan hanya sekedar untuk membantu penumpangnya untuk berpergian kesuatu tempat, namun bisa dijadikan sebagai Dapur Umum untuk juru masak membuatkan makanan kepada korban bencana yang terdampak. Kapasitas dalam Dapur Umum ini yakni dapat memasak beras 42-50 kg sekaligus dengan rentan waktu 45 menit, masak sayur dan air 100 liter, dan memiliki tempat rangkaian untuk menggoreng dengan waktu 45 menit untuk dapat melayani makan 500 s/d 600 orang. Meskipun Dapur Umum jenis ini mudah dibawa dimana saja dan memudahkan sistem operasional, namun untuk mempunyai dan melakukan perawatannya memiliki harga yang cukup mahal.
Selanjutnya, Dapur Umum Biasa/T 50 yang seringkali disebut dapur tradisional. Jenisnya yang praktis, dapat dibawa kemana saja dan dimana saja membuat dapur ini menjadi mudah dioperasional oleh siapa saja. Biasanya, dalam kondisi menggunakan dapur umum jenis ini mampu melayani 350 s/d 500 orang dengan durasi waktu 1 jam (sekali masak 15 s/d 20 kg 1 ketel/soblok). Selain itu, juru masak biasa menggunakan sebuah rice cooker dengan kapasitas beras 10 liter untuk sekali masak.
Untuk memasak dalam jumlah yang banyak, tentunya alat-alat yang dibutuhkan tidak seperti alat masak pada umumnya dirumah. Tim Dapur Umum seringkali menggunakan alat-alat dengan kapasitas besar, atau biasa disebut standar minimal peralatan dapur umum saat bencana yang terhitung ada 33 jenis, antara lain:
Ketel/soblok 100 L : 4 buah
Tempat air 100 L : 2 buah
Panci besar 60 L : 2 buah
Panci ukuran 40 : 2 buah
Wajan besar No. 50: 2 buah
Serok/sotil/cintung : 2 buah
Tempat nasi/sangku: 6 buah
Kompor 2 unit 4 tungku
Ember, pisau, talenan, blender, gayung, cobek, dan lain-lain.
Adapun standar bantuan pangan berbeda-beda sesuai jenis bencana. Banjir 3 s/d 7 hari, tanah longsor 2 s/d 7 hari, angin topan 3 hari s/d 4 hari, gempa bumi 5 hari s/d 10 hari, dan kekeringan/kekurangan pangan bisa sampai 30 hari.
oleh: Aulia Rahmah Aprilia
Mksihh kk…