Awal bulan Desember 2021 menjadi hari yang akan dikenang bagi sebagian masyarakat Indonesia, pasalnya pada hari Kamis, 4 Desember 2021 Indonesia kembali berduka akibat bencana letusan gunung Semeru yang menerjang di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tepatnya Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo. Sisa aliran lahar yang masih dalam kondisi panas dengan disertai derasnya hujan abu menerjang desa-desa di 2 Kecamatan tersebut, hal ini menyebabkan banyaknya korban jiwa disertai kerugian harta benda yang tidak bisa dihindari.
Sebagai respon dari adanya erupsi gunung tersebut tim KMPLHK RANITA yang mempunyai visi dan misi yaitu menjunjung tinggi nilai kemanusian memutuskan untuk ikut andil dalam merespon peristiwa erupsi di Gunung Semeru. Maka dari itu pada Senin, 6 Desember 2021 KMPLHK RANITA mendelegasikan 2 orang anggotanya untuk menjadi tim relawan tanggap darurat, kedua orang tersebut adalah Yogi “Tapang” Handika (RAN.17.330) dan Fitri “Ceba” Diani (RAN.19.356). Tujuan dari pendelegasian kedua anggota tersebut yaitu untuk melalukan assessment dan evakuasi pada masa tanggap darurat, serta membantu proses pemulihan wilayah terdampak pasca bencana.
Tim lapangan terhitung 1 bulan berada di lokasi bencana dan menghasilkan beberapa kegiatan yaitu, mencari data assessment, membantu mengevakuasi korban yang belum ditemukan serta melakukan psikososial. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan untuk membantu para warga serta relawan lainnya di lokasi bencana. Tim lapangan melakukan assessment di beberapa wilayah desa yaitu Desa Penanggal, Desa Sumberwuluh, Desa Sumbermujur, Desa Supiturang, Desa Klopo Sawit, Desa Tambahrejo, Desa Jarit dan juga Desa Jugosari.
Berdasarkan penuturan tim lapangan terdapat beberapa titik pengungsian yang dikelola oleh mandiri maupun desa, terdapat 6019 pengungsi yang mengalami trauma dan kondisi rumah yang hancur dan berbahaya. Adapun pengungsian tersebut tersebar di 21 titik kecamatan. Hasil assessment lainnya yang dilakukan di posko PGRI Lumajang yang berfokus pada pendidikan anak-anak terganggu akibat bencana erupsi gunung Semeru terdapat 97 KK yang terdampak, beserta 314 jiwa pengungsi.
Selain mencari data assessment, tim lapangan juga membantu mengevakuasi serta mencari korban erupsi gunung Semeru, pencarian korban difokuskan pada wilayah Desa Curah Kobokan dan Kajar kuning serta pengevakuasian perlengkapan-perlengkapan rumah dan kendaraan di wilayah Desa Kamarkajang. Tim lapangan pun turut melakukan psikososial bagi masyarakat dan juga anak-anak terdampak yang mengalami trauma dan depresi. Kegiatan psikososial dilakukan di Sekolah sarurat SDN 3 Supiturang, Pos Ramah Anak SMPN 1 Candipuro, Kebondeli Utara, Balai Desa Sumberejo, serta Balai Desa Sumbermujur.
Alhamdulillah kegiatan-kegiatan tersebut tidak lepas dari dukungan para donatur serta pihak-pihak yang membantu dalam respon erupsi gunung Semeru, berkat bantuan para donatur yang mempercayakan donasi nya ke Ranita, masyarakat terdampak erupsi gunung semeru terbantu dengan bantuan yang disalurkan berupa : pengadaan kebutuhan seragam sekolah kepada 73 anak terdampak, 30 paket tas siaga bencana untuk 30 KK di Dusun Wonosari, Desa Penanggal, 30 paket perlengakapan belajar untuk 30 anak di Kamarkajang, pemenuhan dapur umum di 6 titik pos dapur umum mandiri yang tersebar di Kamarkajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, alat penerangan, komunikasi serta perlengkapan safety di Kamarkajang dan sanitasi air di sekolah darurat di SDN 3 Supiturang serta bantuan tas siaga bencana bagi masyarakat terdampak sebanyak 30 kepala keluarga.
Penulis: Dean “Cote” Rewi Afiah