Pada Senin, 13 Juli 2020 Banjir Bandang menerjang Sulawesi Selatan, tepatnya di Masamba, Kab. Luwu Utara. Sebanyak 4.930 keluarga dari Kecamatan Masamba, Sabbang, Babeunta, Babeunta Selatan, Malangke, dan Malangke Barat terkena dampak dari Banjir Bandang tersebut. Sebagai respon terhadap Banjir Bandang yang terjadi, pada tanggal 16 Juli 2020 KMPLHK RANITA mengirim anggotanya ke daerah terdampak untuk melakukan assessment. Anggota KMPLHK RANITA yang diturunkan ke daerah terdampak Banjir Bandang Masamba yaitu :
1. Dewita ‘Enon’ Alifah Firyal (RAN.16.323)
2. Yassir ‘Keng-Keng’ Fuady (RAN.18.338)
Banjir bandang yang terjadi mengakibatkan 14.483 orang harus mengungsi, 41 korban hilang, dan 36 korban meninggal. Selain menyebabkan korban hilang dan meninggal, Banjir Bandang Masamba juga menyebabkan kerusakan pada infrastruktur dan fasilitas umum. Kerusakan Infrastruktur yang tercatat antata lain 9 Sekolah, 4.202 Rumah, 1 Puskesmas, 1 Unit Lab, 1 Unit PSC , 8 Kantor Pemerintahan, 12.8 KM Jalan, 9 Jembatan, 2 Ruang Terbuka Hijau, 100 meter Jaringan pipa air bersih, 2 Bendungan irigasi, 1 pasar, 61 unit usaha mikro, dan 4 perbankan.
Pada masa Tanggap Darurat, Tim lapangan KMPLHK RANITA melakukan beberapa kegiatan yaitu assessment terkait kerusakan dan kebutuhan mendesak, melakukan evakuasi SAR bersama tim DMC , membantu pendistribusian logistik, berkoordinasi dengan ORARI lokal Kab. Luwu Utara untuk berkomunikasi menggunakan sinyal radio dengan tim Jakarta, serta menentukan wilayah aksi.
Wilayah aksi pendistribusian logistik dan pengadaan manajemen pokok yang ditargetkan oleh tim lapangan adalah Desa Maipi. Hal ini dikarenakan lokasi desa tersebut terisolir dan masih kurangnya relawan untuk membantu pemulihan pasca bencana. Berdasarkan hasil assesement di Desa Maipi terdapat 156 KK yang terkena dampak Banjir Bandang, 70 KK harus mengungsi karena rumah mereka rusak dan hanyut terbawa arus Banjir.
Pada Rabu, 22 Juli 2020 pukul 10.00 WITA Tim lapangan KMPLHK RANITA melakukan pemberangkatan menuju Desa Maipi ditemani pemuda lokal dengan berjalan kaki karena belum ada kendaraan yang dapat di tumpangi dan sampai pada pukul 12.30 WITA di Posko Maipi. Sesampainya di Desa Maipi, Tim Relawan membantu mendistribusikan logistik, merapikan kebutuhan dapur pos pengungsian, membantu memasang tenda pengungsian, serta melakukan pemantauan debit air sungai bersama warga desa.
Ditulis Oleh : Yonita Anggreria