Hutan Papua Terancam Konglomerasi Kelapa Sawit

Papua, salah satu dari lima pulau besar di Indonesia yang berada di sisi paling timur dari negara ini. Tak banyak mendapat perhatian dari masyarakat luas, sebenarnya Papua adalah harapan terakhir hutan Indonesia dikarenakan hutannya yang luas dan masih terjaga keasriannya. Namun, keasrian hutan tersebut kini terancam setelah Papua beberapa tahun terakhir menjadi target konglomerasi kelapa sawit.

Seakan tidak cukup dengan mengekspansi hutan Sumatera, Korporasi perkebunan kelapa sawit mulai mengekspansi hutan Papua untuk di alih fungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit yang akan mendatangkan untung bagi mereka. Namun alih-alih untung, Masyarakat sekitar malah mendapatkan kerugian.

Dalam proses penyerahan Hutan untuk dibuka menjadi perkebunan, masyarakat adat hanya mendapat kompensasi sebesar Rp.100.000,- untuk setiap seribu hektar Hutan adat. Harga yang sangat tidak sebanding dengan dampak yang mereka berikan pada masyarakat dan lingkungan.

Banyak janji-jani manis yang diberikan namun tak kunjung terealisasikan. Pengadaan air bersih, listrik genset, biaya pendidikan untuk anak-anak, dan lain-lain. Janji-janji itu kini hanyalah omong kosong belaka karena tak ada yang terpenuhi. Masyarakat merasa di bohongi, hutan mereka dirampas dan hidup mereka semakin sulit.

Setelah hutan adat berubah menjadi perkebunan kelapa sawit, masyarakat kehilangan sumber makanan mereka yaitu sagu yang biasanya dapat mereka ambil di hutan secara gratis dan air bersih menjadi sulit didapatkan. Tak hanya terhadap masyarakat, kehadiran perkebunan ini juga berdampak pada lingkungan, salah satunya menyebabkan banjir dan kekeringan, kerusakan unsur hara dan air dalam tanah, merusak ekosistem hayati, dan turut andil dalam pencemaran udara saat pembukaan lahan dilakukan dengan cara membakar hutan.

Dapat dilihat bahwa keberadaan perkebunan kelapa sawit ini merupakan berkah tersendiri bagi investor dan pengusaha, namun lain halnya dengan masyarakat sekitar karena kehidupan mereka tergeser, hutan mereka dihabisi, mereka sulit mencari makanan, sulit mendapatkan air bersih, tanah mereka dicemari, udara mereka dikotori, dan kini hidup mereka jauh dari kata sejahtera.

Sumber : BBC Indonesia

Ditulis Oleh : Yonita Anggreria

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *